Rabu, 26 Januari 2011

Perkembangan Pola Pikir Manusia

Perkembangan Pola Pikir Manusia (Artikel)
Posted: April 19, 2010 by mars in Pendidikan
2

A. PENDAHULUAN

Munculnya ilmu pengetahuan adalah karena karakter unik yang dimiliki oleh manusia yaitu hasrat/keinginan untuk mengetahui. Manusia mempuyai rasa ingin tahu terhadap benda-benda di sekelilingnya, alam sekitar, matahari, bulan, tanaman, hewan dan semua makhluk hidup yang lainya. Tidak sampai di sini, manusia juga mempunyai hasrat untuk mengetahui tentang hakikat dirinya sendiri (antroposentris).

B. JENIS- JENIS POLA PIKIR

Umum
Menurut Auguste Comte (1798-1857), dalam sejarah perkembangan peradaban manusia, baik sebagai individu maupun keseluruhan, berlangsung dalam tiga tahap:
-Tahap teologi/fiktif, dalam tahap ini manusia berusaha untuk mencari dan menemukan sebab yang pertama dan tujuan akhir dari segala sesuatu. tentu saja semua itu dihubungkan kepada kekuatan ghaib diluar kemampuan mereka sendiri. Mereka meyakini adanya kekuatan yang maha hebat yang menguasai semua fenomena alam entah itu dewa atau kekuatan ghaib lainya.
-Tahap filsafat/fisik/abatrak, tahap ini hampir sama dengan tahap sebelumnya. Hanya saja mereka mendasarkan semua itu pada kamampuan akalnya sendiri,akal yang mampu untuk melakukan abstareaksi untuk menemukan hakikat sesuatu.
-Tahap positif/ilmiah riil, merupakan tahap di mana manusia mampu untuk melakukan aktivitas berfikir secara positif atau riil. Kemampuan ini didapatkan melalui usaha pengamatan, percobaan, dan juga perbandingan.

Berpikir adalah kemampuan penalaran manusia dengan proses yang benar. Penalaran merupakan usaha logis dan analaisis untuk menmukan jawaban atas berbagai pertanyaaan. Kemampuan ini tidak didapat melalui perasaan. Namun tentu ada pengetahuan yang bersumber dari bukan penalaran, yaitu:
Pengambilan keputusan berdasarkan perasaaan
Intuisi, kegiatan berpikir yang tidak analisi. Intuisi adalah pengetahuan yang timbul dari pengetahuan-pengetahuan terdahulu, intuisi bisa saja timbul menyelesaikan permasalahan tanpa proses berpikir yang sistematis
Wahyu, merupakan sumber pengetahuan yang paling tnggi
Trial and error, mencoba dan menemukan kegagalan, mencoba lagi dan gagal lagi hingga menemukan cara yang benar-benar tepat.

Ilmu Pengetahuan

Adanya pola-pola dasar atau desain atau kerangka yang dilakukan oleh aktivitas jiwa dalam menemukan suatu pengetahuan memerlukan suatu objek pengetahuan dan instrumen untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Bertambahnya pengetahuan seiring dengan proses perkembangan pola pikir manusia diawali dengan rasa ingin tahu tentang benda-benda di sekelilingnya, alam sekitar, bulan, bintang dan matahari yang dipandangnya, bahkan rasa ingin tahu tentang dirinya sendiri. Adanya kemampuan berfikir manusia menyebabkan rasa ingin tahunya selalu berkembang. Dengan kemampuan berfikir manusia dapat mendayagunakan pengetahuannya yang terdahulu dan kemudian menggabungkan dengan pengetahuannya yang diperoleh hingga menghasilkan pengetahuan yang baru. Pengetahuan yang ingin dicari atau didapatkan tentunya bersumber pada kebenaran. Tahu yang memuaskan manusia adalah tahu yang benar. Tahu yang tidak benar disebut keliru. Jika suatu pengetahuan yang terdahulu mengalami kekeliruan maka sudah pasti terdapat suatu kebenaran sesudahnya. Kekeliruan tentunya akan memberikan dampak yang negatif bagi manusia sehingga mereka meninggalkan suatu kekeliruan. Asumsi awal manusia mendapatkan pengetahuan secara empirik melalui pengamatan dan pengalaman. Data-data inderawi, benda-benda memori manusia merupakan beberapa instrumen dalam mendapatkan pengetahuan. Di samping itu perasaan intuitif atau insting juga menambah kepercayaan terhadap penemuan yang didapatkan sehingga kepercayaan terhadap suatu objek pengetahuan menimbulkan keyakinan terhadap ilmu pengetahuan tertentu. Ilmu Pengetahuan itu dapat ditinjau kembali kebenarannya, jika terdapat kekeliruan maka akan timbul ketidakpuasan sebagai akibat keterbatasan manusia khususnya dalam penggunaan instrumen atau pengolahan data-data inderawi dalam menerima pengetahuan tanpa dia ketahui kemudian melahirkan mitos. Hal tersebut terjadi sebagai akibat dari rasa ingin tahu terhadap suatu realitas yang kurang terpuasakan terutama mengenai hal-hal yang ghaib. Namun seiring dengan perkembangan pola pikir manusia yang haus akan rasa ingin tahu melalui kajian-kajian ilmu pengetahuan maka pada akhirnya melahirkan pengetahuan yang ilmiah. Pengetahuan ilmiah memerlukan alasan dan atau penjelasan secara sistematis yang dibuat untuk memberikan keyakinan.

Bentuk dan sumber pengetahuan Russel membuat kategori-kategori berikut :

Pengetahuan melalui pengalaman dalam pengertian yang didapatkan dari:
-Data-data inderawi
-Benda-benda memori
-Keadaan internal
-Diri sendiri

Pengetahuan melalui deskripsi yaitu pengetahuan yang di dapatkan melalui:
-Orang lain
-Benda-benda fisik (merupakan suatu konstruksi, bukan data inderawi )

Adanya dua bentuk pengetahuan yaitu pengetahuan langsung dan pengetahuan tak langsung. Pengetahuan langsung diperoleh dari pengamatan ekstern dan intern. Pengamatan ekstern secara langsung kita dapat mengetahui adanya sesuatu benda dalam dunia luar melalui alat indera. Pengamatan ekstern merupakan sumber pengetahuan secara langsung berupa alat untuk menangkap objek di luar manusia melalui kekuatan indera, sedangkan pengamatan intern atau intuisi adalah proses kejiwaan tanpa suatu rangsang untuk mampu membuat pernyataan berupa pengetahuan. Pengetahuan tak langsung dapat diperoleh dengan beberapa cara yakni dengan penarikan konklusi / penalaran, kesaksian, dan wahyu. Kongklusi penalaran adalah salah satu corak berfikir dengan menggabungkan pengertian atau lebih dengan maksud memperoleh pengetahuan baru.

Teori-teori pengetahuan bila didasarkan menurut sifat teoritis dan historis dapat dikelompokkan menjadi dua aliran yang besar, yaitu rasionalisme dan empirisme. Rasionalisme meyakini bahwa sejumlah ide atau konsep adalah terlepas dari pengalaman dan bahwa kebenaran itu dapat diketahui hanya dengan nalar. Sedangkan empirisme berpendapat bahwa semua ide dan kosep berasal dari pengalaman dan bahwa kebenaran hanya dapat dibangun berdasarkan pengalaman. Dari dua pemahaman tersebut melahirkan asumsi bahwa terdapat dua pengetahuan yaitu pengetahuan mutlak atau utama (priori) yang tidak didapatkan berdasarkan pengalaman . Pengetahuan empiris atau posteriori adalah pengetahuan yang berasal atau bergantung pada pengalaman.

Ilmu merupakan pengetahuan yang diperoleh melalui proses yang dinamakan metode ilmiah. Aristoteles mengembangkan metode ke dalam :
-Induksi yaitu penalaran dari yang khusus kepada yang umum, perhitungan sederhananya: fakta1 + fakta2 + … –> kesimpulan
-Deduksi yaitu penalaran dari yang umum kepada yang khusus
-Observasi yaitu penggunaan bukti empiris
-Klasifikasi yaitu penggunaan definisi

Beberapa metode yang bermunculan sesuai dengan bidang keilmuannya diantaranya phytagoras mengembangkan metode perhitungan matematika, democritus dengan mengajukan konsep mekanisme. Dan metode ilmiah akhirnya menjadi sebuah tahapan yang bervariasi sesuai dengan disiplin ilmu yang dihadapi.

Jonh Dewey (dalam buku How We Think) menggambarkan metode ilmiah sebagai refleksi pemikiran dan merinci lima langkah problem solving (pemecahan masalah) sebagai bingkai pengetahuan atau metode ilmiah:
-Mengenali masalah-keadaan yang tidak menentu.
-Mengklasifikasi keadaan tak menentu sebagai satu masalah dengan menggunakan definisi, observasi, dan klasifikasi fakta-fakta,
-Menformulasi solusi yang mungkin dilakukan -hipotesis,
-Melakukan deduksi(kesimpulan) dari variable atau menguji konsekuensinya,
-Memverifikasi dan memformulasikan sebagai sesuatu yang penting dilakukan untuk menerima atau menolak hipotesis dan atau penyelesaian masalah.

Islam

Pemikiran Islam adalah pemikiran yang khas, lain daripada yang lain. Ini wajar, sebab pemikiran Islam berasal dari wahyu atau bersandarkan pada penjelasan wahyu, sedangkan pemikiran-pemikiran yang lain yang berkembang di antara manusia, baik itu berupa agama-agama non samawi, ideologi-ideologi politik dan ekonomi, maupun teori-teori sosial sekedar muncul dari kejeniusan berfikir manusia yang melahirkannya.

Namun perlu disadari, bahwa sekalipun pemikiran Islam berasal dari wahyu yang turun dari langit, pemikiran islam adalah diturunkan ke bumi untuk menjadi petunjuk bagi manusia di bumi. Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya kami menurunkan kepadamu Al Kitab (al-Qur’an) untuk manusia dengan membawa kebenaran; siapa yang mendapat petunjuk, maka (petunjuk itu) untuk dirinya sendiri, dan siapa yang sesat maka sesungguhnya dia semata-mata sesat buat (kerugian) dirinya sendiri dan kamu sekali-kali bukanlah orang yang bertanggung jawab terhadap mereka.” (Qs. az-Zumar [39]: 41).

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).” (Qs. al-Baqarah [2]: 185).

Oleh karena itu, agar bisa memahami keberadaan pemikiran islam sebagai petunjuk amal perbuatan manusia, maka perlu dipahami karakteristik pemikiran Islam.
Pemikiran Islam mempunyai beberapa ciri khas, antara lain bersifat : komperehensif (syumuliyah), luas, praktis (amaliy), dan manusiawi.

a. Bersifat Komperehensif

Pemikiran Islam mengatur semua aspek kehidupan manusia, seperti politik, sosial kemasyarakatan, perekonomian, kebudayaan dan akhlak. Islam hadir dengan membawa aturan yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan tuhannya, dengan dirinya sendiri dan dengan orang lain. Aturan yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya tercakup dalam perkara akidah dan ibadah. Sedangkan aturan yang mengatur hubungan antara manusia dengan dirinya sendiri tercakup dalam hukum-hukum tentang makanan, pakaian, dan akhlak. Selebihnya adalah aturan yang mengatur hubungan manusia dengan manusia lain, seperti perkara muamalah ekonomi dan sosial, sanksi-sanksi hukum bagi para pelanggar hukum (uqubat), politik ketatanegaraan, pertahanan dan keamanan, politik luar negeri dengan dakwah dan jihad fi sabilillah. Allah SWT berfirman:

“Kami telah menurunkan kepadamu al-Kitab (yaitu al-Qur’an) sebagai penjelas segala sesuatu.” (Qs. an-Nahl [16]: 89).
“Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kalian agama kalian dan telah Kucukupkan untuk kalian nikmat-Ku.’ (Qs. al-Mâ’idah [5]: 3).

Setelah memahami kedua ayat di atas seorang muslim tidak boleh menyatakan bahwa, ada sebagian perbuatan manusia yang tidak ada status hukumnya dalam Islam. Semua persoalan dari sejak Islam turun ke bumi 15 abad yang lalu hingga hari kiamat, semua masalah pasti tercakup dalam perkara yang dipecahkan oleh Islam. Kalau sekilas saja kita membaca buku-buku fiqih, kita akan mendapatkan bahwa masalah yang dipecahkan oleh syariah itu tidak hanya masalah ritual belaka, tapi seluruh masalah kehidupan.

b. Bersifat Luas

Keluasan pemikiran Islam memungkinkan Para Ulama untuk melakukan istinbath (menggali) hukum-hukum syari’iy dari nash-nash syariat-syariat tentang perkara baru apapun jenisnya, baik perbuatan ataupun benda. Dalil-dalil syariat hadir dalam bentuk gaya bahasa yang mampu mencakup perkara apa saja hingga hari kiamat. Apabila ditanyakan kepada seorang muslim hingga saat ini, apa dalil syariat tentang kebolehan mengendarai roket, pesawat atau kapal selam, kemudian ia meneliti dalil-dalil syariat untuk mengetahui hukumnya, niscaya dia akan menemukannya dalam firman Allah:

“Dia menundukan untuk kalian apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semua.” (Qs. al-Jâtsiyah [45]:13).
“Suatu tanda (kebesaran Allah yang besar) bagi mereka adalah bahwa kami mengangkut keturunan mereka dalam ahtera yang penuh muatan dan kami menciptakan bagi mereka kendaraan seperti bahtera itu.” (Qs. Yâsîn [36]: 41 – 42).

Jika ada yang menanyakan, apakah umat Islam boleh memiliki bom atom, maka dia akan menjumpai hukum syara tentang itu, dalam firman Allah:

“Siapkanlah untuk menghadapi mereka, kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kalian menggentarkan musuh Allah dan musuh kalian.” (Qs. al-Anfâl [8]: 60).

Sebab, arah dari perintah Allah SWT dalam Qs. al-Anfâl [8]: 60 tersebut adalah untuk menakut-nakuti musuh (irhabul aduww). Kalau di masa lalu, adanya pasukan berkuda (al khail) adalah efektif untuk menakut-nakuti musuh, karena pasukan kavaleri yang ada pada waktu itu adalah pasukan berkuda. Di masa sekarang, pasukan kavaleri bisa berkendaraan panser atau yang lain. Dan untuk menakut-nakuti musuh di masa sekarang, bisa dilakukan dengan parade kapal induk, pesawat tempur supersonik yang dilengkapi dengan rudal berkepala nuklir, dan persenjataan canggih lainnya.

c. Bersifat Praktis

Hukum-hukum Islam hadir untuk diterapkan dan dilaksanakan ditengah-tengah kehidupan. Manusia tidak akan dibebani melebihi yang dia sanggupi. Allah berfirman:

“Allah tidak membebani seseorang kecuali dengan kesanggupannya.” (Qs. al-Baqarah [2]: 286).

Pada sebagian besar ayat-ayat al-Quran, Allah swt telah mengaitkan amal dengan iman seperti firman Allah:

“Demi masa, sesungguhnya manusia itu dalam keadaan merugi, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shaleh.” (Qs. al-Ashr [103]: 1 – 3).

“Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kalian dan orang-orang yang mengerjakan amal shaleh, bahwa sungguh Dia akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi.” (Qs. an-Nûr [24]: 55).

Pemikiran Islam telah diterapkan di tengah-tengah manusia selama 13 abad, dalam naungan negara besar di dunia, Daulah Khilafah Islamiyah. Pemikiran-pemikiran islam yang dituangkan dalam hukum syariah yang sudah pernah diterapkan adalah: hukum syariah tentang pemerintahan (nizhamul hukm fil Islam), hukum syariah tentang ekonomi (nizhamul iqtishadi fil Islam), hukum syariah tentang hubungan sosial atau aturan pergaulan pria wanita (an nizhamul ijtima’i fil Islam), hukum-hukum syariah tentang kebijakan pendidikan (siyasah at ta’lim fil Islam), hukum-hukum syariah tentang politik luar negeri negara islam (siyasah kharijiyah lid daulah al Islamiyah).
Fakta-fakta sejarah tentang penerapan kelima aspek di atas tak bisa dibantah. Alkisah di dalam diskusi di Harvard University ada seorang cendekiawan Indonesia pernah mengatakan bahwa negara Khilafah itu sesungguhnya tidak ada. Maka seorang cendekiawan muslim dari Turki yang menjadi dosen di universitas bergengsi di AS itu bertanya: Lalu negara apa yang diumumkan pembubarannya oleh Kamal At Taturk pada tahun 1924 yang lalu itu?

d. Bersifat Manusiawi

Islam menyeru kepada manusia dalam kapasitasnya sebagai manusia, tanpa melihat lagi ras atau warna kulitnya. Firman Allah swt:

“Hai manusia beribadahlah kepada Tuhan kalian….” (Qs. al-Baqarah [2]: 21).

“Katakanlah: ‘Hai manusia, sesungguhnya aku (Muhammad) adalah utusan Allah untuk kalian semua’.” (Qs. al-A’râf [7]: 158).

“Katakanlah: ‘Hai manusia sesungguhnya kami telah menjadikan kalian terdiri dari laki-laki dan perempuan dan kami telah menjadikan kalian bersuku-suku dan berbangsa-bangsa supaya kamu saling kenal-mengenal’.” (Qs. al-Hujurât [49]: 13).

Rasulullah bersabda:

“Aku diutus untuk orang-orang yang berkulit merah maupun berkulit hitam.”

Orang-orang selain orang Arab pun telah beriman pada agama ini, seperti Persia, Romawi, Asia Tengah, India, Indonesia dan sebagainya. Demikianlah, Islam telah mengeluarkan mereka dari kegelapan jahiliyah menuju cahaya hidayah, dari keterpurukan menuju kebangkitan.

C. PERBANDINGAN

- Umum

Manusia berusaha untuk mencari dan menemukan sebab yang pertama dan tujuan akhir dari segala sesuatu.
Manusia mendasarkan semua itu pada kamampuan akalnya sendiri, akal yang mampu untuk melakukan abstareaksi untuk menemukan hakikat sesuatu .
Manusia mampu untuk melakukan aktivitas berfikir secara positif atau riil. Kemampuan ini didapatkan melalui usaha pengamatan, percobaan, dan juga perbandingan.

- Ilmu Pengetahuan

Muncul dari kejeniusan berfikir manusia yang melahirkannya.
Teori-teori pengetahuan bila didasarkan menurut sifat teoritis dan historis dapat dikelompokkan menjadi dua aliran yang besar, yaitu rasionalisme dan empirisme.
Rasionalisme meyakini bahwa sejumlah ide atau konsep adalah terlepas dari pengalaman dan bahwa kebenaran itu dapat diketahui hanya dengan nalar.
Empirisme berpendapat bahwa semua ide dan kosep berasal dari pengalaman dan bahwa kebenaran hanya dapat dibangun berdasarkan pengalaman.

- Islam

Pemikiran Islam berasal dari wahyu atau bersandarkan pada penjelasan wahyu (Al Quran).
Pemikiran Islam mempunyai beberapa ciri khas, antara lain bersifat : komperehensif (syumuliyah), luas, praktis (amaliy), dan manusiawi.

D. KESIMPULAN

Munculnya ilmu pengetahuan adalah karena karakter unik yang dimiliki oleh manusia yaitu hasrat/keinginan untuk mengetahui. Manusia mempuyai rasa ingin tahu terhadap benda-benda di sekelilingnya, alam sekitar, matahari, bulan, tanaman, hewan dan semua makhluk hidup yang lainya. Tidak sampai di sini, manusia juga mempunyai hasrat untuk mengetahui tentang hakikat dirinya sendiri (antroposentris).
Dengan kemampuan berfikir manusia dapat mendayagunakan pengetahuannya yang terdahulu dan kemudian menggabungkan dengan pengetahuannya yang diperoloeh hingga menghasilkan pengetahuan yang baru.
Teori-teori pengetahuan bila didasarkan menurut sifat teoritis dan historis dapat dikelompokkan menjadi dua aliran yang besar, yaitu rasionalisme dan empirisme. Rasionalisme meyakini bahwa sejumlah ide atau konsep adalah terlepas dari pengalaman dan bahwa kebenaran itu dapat diketahui hanya dengan nalar. Sedangkan empirisme berpendapat bahwa semua ide dan kosep berasal dari pengalaman dan bahwa kebenaran hanya dapat dibangun berdasarkan pengalaman.
Pemikiran Islam adalah pemikiran yang khas, lain daripada yang lain. Ini wajar, sebab pemikiran Islam berasal dari wahyu atau bersandarkan pada penjelasan wahyu, sedangkan pemikiran-pemikiran yang lain yang berkembang di antara manusia, baik itu berupa agama-agama non samawi, ideologi-ideologi politik dan ekonomi, maupun teori-teori sosial sekedar muncul dari kejeniusan berfikir manusia yang melahirkannya.

E. REFERENSI
- http://hayatulislam.wordpress.com/2007/01/29/karakteristik-pemikiran-islam
- http://bocahfathulhuda05.wordpress.com/2009/01/18/perkembangan-pola-pikir-manusia
- http://www.hmi_akakom.dikti.net/?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=8

Senin, 03 Januari 2011

BAHASA INDONESIA

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Dasar RI 1945, Pasal 36. Ia juga merupakan bahasa persatuan bangsa Indonesia sebagaimana disiratkan dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Meski demikian, hanya sebagian kecil dari penduduk Indonesia yang benar-benar menggunakannya sebagai bahasa ibu karena dalam percakapan sehari-hari yang tidak resmi masyarakat Indonesia lebih suka menggunakan bahasa daerahnya masing-masing sebagai bahasa ibu seperti bahasa Melayu pasar, bahasa Jawa, bahasa Sunda, dll. Untuk sebagian besar masyarakat Indonesia lainnya, bahasa Indonesia adalah bahasa kedua dan untuk taraf resmi bahasa Indonesia adalah bahasa pertama. Bahasa Indonesia merupakan sebuah dialek bahasa Melayu yang menjadi bahasa resmi Republik Indonesia.

Bahasa Indonesia diresmikan pada kemerdekaan Indonesia tahun 1945. Bahasa Indonesia merupakan bahasa dinamis yang hingga sekarang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan, maupun penyerapan dari bahasa daerah dan asing. Bahasa Indonesia adalah dialek baku dari bahasa Melayu yang pokoknya dari bahasa Melayu Riau sebagaimana diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantara dalam Kongres Bahasa Indonesia I tahun 1939 di Solo, Jawa Tengah, “jang dinamakan ‘Bahasa Indonesia’ jaitoe bahasa Melajoe jang soenggoehpoen pokoknja berasal dari ‘Melajoe Riaoe’, akan tetapi jang soedah ditambah, dioebah ataoe dikoerangi menoeroet keperloean zaman dan alam baharoe, hingga bahasa itoe laloe moedah dipakai oleh rakjat di seloeroeh Indonesia; pembaharoean bahasa Melajoe hingga menjadi bahasa Indonesia itoe haroes dilakoekan oleh kaoem ahli jang beralam baharoe, ialah alam kebangsaan Indonesia”. atau sebagaimana diungkapkan dalam Kongres Bahasa Indonesia II 1954 di Medan, Sumatra Utara, “…bahwa asal bahasa Indonesia ialah bahasa Melaju. Dasar bahasa Indonesia ialah bahasa Melaju jang disesuaikan dengan pertumbuhannja dalam masjarakat Indonesia”.

Secara sejarah, bahasa Indonesia merupakan salah satu dialek temporal dari bahasa Melayu yang struktur maupun khazanahnya sebagian besar masih sama atau mirip dengan dialek-dialek temporal terdahulu seperti bahasa Melayu Klasik dan bahasa Melayu Kuno. Secara sosiologis, bolehlah kita katakan bahwa bahasa Indonesia baru dianggap “lahir” atau diterima keberadaannya pada tanggal 28 Oktober 1928. Secara yuridis, baru tanggal 18 Agustus 1945 bahasa Indonesia secara resmi diakui keberadaannya.

Fonologi dan tata bahasa dari bahasa Indonesia cukuplah mudah. Dasar-dasar yang penting untuk komunikasi dasar dapat dipelajari hanya dalam kurun waktu beberapa minggu. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang digunakan sebagai penghantar pendidikan di perguruan-perguruan di Indonesia.

Minggu, 02 Januari 2011

TIADA AMPUN BAGIMU

Hari ini kujumpai ia dalam dentunan kotak bergambar
Lalu menyapaku penuh curiga di antara goresan tinta mesin jurnalis
Mulut-mulut juga ikut ambil bagian berkecamuk
Jalan-jalan riuh meneriaki dirimu Sang-pencuri berdasi.

Anak kecil mungil pun tahu betapa rendahnya dirimu
Bahkan anjing lacur tak sudih melihar bongkah tubuhmu.

Langit kami hari ini masih biru
Gumpalan semangat masih membarah di jatung kami
Jangan harap kau akan bertengger dalam sanubari relung jiwa kami
Leyap saja kau ke alam yang akan menimpamu dengan pedihnya siksaan

Tak ayal diriku membayangkan betapa dirimu digrogoti
Hingga rasa itu tiada lagi kau miliki
Busuk......
Cercah yang pantas buatmu

Harta.....
Betapa dirimu diagungkan olehnya

Tiada pilihan lain
Lenyap dari bumi pertiwiku

Makassar, 9 Desember 2010

LEKSIKOSTATISTIK

1.Batasan Pengertian
Salah satu metode pengelompokan adalah Leksikostatistik,disamping itu adapula istilah yang dikenal dengan istilah Glotokronologi yang mengandung pengertian yang kira-kira bertumpang tindih.Kedua istilah ini mempunyai hubungan yang sangat erat,maka sering kali keduanyha disamakan.Selanjutnya kita akan melihat pengertian kedua istilah tersebut.
Leksikostatistik adalah suatu teknik dalam pengelompokan bahasayang cenderung mengutamakan peneropongan kata-kata(leksikon)secara statistik,kemudian berusaha menerapkan pengelompokan itu berdasarkan persentase persamaan dan perbedaan suatu bahasa dengan bahasa lain.
Glotokronologi adalah suatu teknik dalam linguistic historis yang berusaha mengadakan pengelompokan dengan mengutamakan perhitungan waktu (time depth) atau perhitungan usia bahasa kerabat.
2.Asumsi Dasar Leksikostatistik
Dari penelitian-penelitian yang dilakukan terhadap berbagai bahasa,akhirnyan diperoleh empat macam asumsi dasar yang dapat digunakan sebagai titik tolak dalam usaha mencari jawaban mengenai usia bahasa,atau tepatnya bilamana terjadi diferensiasi antara dua bahasa atau lebih.
1.Sebagian kosa kata suatu bahasa sukar sekali berubah bila dibandingkan dengan bagian laiannya.
Asumsi ini sebenarnya sudah dikenal sebelumnya dalam konsep pengelompokan bahasa-bahasa,yaitu dalam metide kosa kata dasar.
Kosa kata dasar ini meliputi:
a.kata ganti
b.kata bilangan
c.kata mengenai anggota badan(sifat atau aktivitasnya)
d.alam dan sekitarnya,udara,air,tanah(sifat atau aktivitasnya)
e.alat-alat perlengkapan sehari-hari,tongkat,pisau dan sebagainya.
Morris Swadesh mengusulkan sekitar 200 kosa kata dasar yang dianggapnya universal,artinya bias terdapat pada semua bahasa dunia.ia menyusun sebuah daftar kosa kata dasar yang terdiri dari 100 kata.Untukketepatan perhitunganlebih baik mempergunakan 200 kata daripada 100 kata.
2.Retensi(ketahanan) kosa kata dasar adalah konstan sepanjang masa.
Asumsi ini mengatakan bahwa dari kosa kata dasar yang ada dalam suatu bahasa,suatu persentase tertentu selalu akan bertahan dalam 1.000 tahun.
3.Perubahan kosa kata dasar pada semua bahasa adalah sama.
Asumsi ini telah diuji dalam 13 bahasa,diantaranya ada yang memiliki naskah-naskah tertulis.Hasilnya menunjukan bahwa dalam 1.000 tahun,kosa kata dasar seatu bahasa bertahan antara 86,4-74,4 %,atau dengan angka rata-rata 80,5 %.Tentu saja hal itu tidak dapat diartikan bahwa semua bahasa akan bertahan dengan persentase rata-rata tersebut,terutama karena semua bahasa yang dipergunakandalam eksperimen itu (kecuali dua bahasa) adalah bahasa-bahasa Indo-Erofa.
4.Bila persentase dari dua bahasa kerabat diketahui, maka dapat dihitung waktu pisah kedua bahasa tersebut.
Asumsi dasar ini merupakan konsekuensi logis dari asumsi dasar kedua dan ketiga.Asumsi ini berlaku dengan syarat bahwa tidak ada hal-hal yang memperlambat atau mempercepat pemisahan tadi(ceteris paribus),misalnya karena penaklukan atau kontak-kontak sosial yang lain.
Waktu pisah kedua bahasa kerabat denga persentase kata kerabat yang diketahui adalah separti pada table dibawah ini:

Jumlah kata kerabat antara A-B Persentase kata kerabat Usia(waktu pisah)antara bahasa A-B sekian tahun yang lalu (sudah dibagi dua)
200-162
162-132
132-106
106-86
86-70
70-56
56-44
44-36
36-30
30-24
Dan seterusnya….. 100-81
81-66
66-53
53-43
43-35
35-28
28-22
22-18
18-15
15-12 0-500
500-1.000
1.000-1.500
1.500-2.000
2.000-2.500
2.500-3.000
3.000-3.500
3.500-4.000
4.000-4.500
4.500-5.000

Persentase retensi kata kerabat setiap seribu tahundibulatkan menjadi 81%.Usia pasha dalam seribu tahun harus dibagi 2,karena masing-masing bahasa dalam seribu tahun akan kehilangan 19 %.
3.Teknik Leksikostatistik
Langkah-langkah yang perlu dilakukan:
1.mengumpulkan kosa kata dasar bahasa kerabat
2.menetapkan pasangan-pasanagan mana dari kedua bahasa tadi adalah kata kerabat.
3.menghitung usia waktu pisah kedua bahasa.
4.menghitung jangka kesalahan untuk menetapkan kemungkinan waktu pisah yang lebih tepat.


Dalam menghitung waktu pisah kedua bahasa kerabat yang telah diketahuipersentase kata kerabatnya.Dapat dihitung dengan rumus:
Log.C
W= _________
2 log. R
Keterangan:
W = waktu pisah dalam ribuan (millennium)tahun yang lalu.
r = retensi atau persentase konstan dalam 1000 tahun atau disebut juga indeks.
C = persentase kerabat
log = logaritma dari.

Rumus diatas dapat diselesaikan dengan mengikuti langka-langka:
1.mula-mula mencari logaritma C,dan r dalam daftar logaritma.
2.kemudian logaritma r dikalikan dengan dua.
3.hasil logaritma C dibagi dengan hasil dari (2)
4.hasil dari pembagian (3),menunjukan waktu pisah dalam satuan ribuan tahun.hasil terakhir ini dapat diubah menjadi tahun biasa setelah dikaliakan dengan 1000.Tetapi karena perpisahan itu tidak terjadi dalam satu tahun tertentu lebih baik dipertahankan dalam bentuk satuan ribuan tahun (millenium).


Dalam metode statistik dikembangkan cara tertentu untuk menghitung jangka kesalahan yang mungkin timbul dalam perhitungan tersebut.Jangka kesalahan itu biasanya dibuat untuk tiga asumsi yang berbeda:
1.ketepatan perhitungan diperkirakan berkisar sekitar 68% dari kebenaran,atau untuk mudahnya dikatakan 0,7 mengandung kebenaran.
2.ketepatan perhitungan dapat diperkirakan 90% atau 0,9 dari kebenaran.
3.kebenaran diperkirakan 50% atau 0,5 dari keadaan yang sebenarnya.

Untuk menghitung jangka kesalahan biasanya dipergunakan kesalahan standar,yaitu 70% dari kebenaran yang diperkirakan.kesalahan standar dihitung denga rumus:

C ( 1-C )
S = akar __________
N
Ket: s = kesalahan standar
C =persentase kata kerabat
n =jumlah kata yang diperbandingkan (baik kerabat maupun bukan)
perhitungan dapat dilakukan dengan urutan langkah:
1.1 dikurangi C
2.C dikalikan dengan hasil dari (1)
3.hasil dari (2) dibagi n
4.menarik akar hasil dari (3)
5.hasil dari (4) merupakan jangka kesalahan dari persentase kata kerabat atas dasar 0,7 perkiraan mengenai kebenaran yang sesungguhnya.
4.Klasifikasi Bahasa.
Klasifikasi yang dimaksud adalah:
Tingkatan Bahasa Waktu pisah dalam abad Persentase kata kerabat
Bahasa (language)
Keluarga (family)
Rumpun (stock)
mikrofilum
Mesofilum
Makrofilum 0-5
5-25
25-50
50-75
75-100
100-ke atas 100-81
81-36
36-12
12-4
4-1
1-kurang dari 1%

5.Nilai Leksikostatistik
Sebagaimana tampak di atas pertama-tama Leksikostatistik atau Glotokronologi berguna untuk mengadakan pengelompokan bahasa-bahasa kerabat,disamping itu dapat dipakai pula sebagai metode untuk menetapkan usia atau wakti pisah bahasa-bahasa kerabat satu dari yang lain.
Bagi antropolog dan ahli sejarah,data-data leksikostatistik memberikan gambaran mengenai tingkat perkembangan bahasa-bahasa dan dialek-dialek.
Data leksikostatistik dapat mengandung lokasi geografis,seperti kontak-kontak kebudayaan pada dialek-dialek proto.Dialek-diale proto dianggap homogen sampai dengan ditemukannya bukti-bukti perpisahan.
Walaupun eksperimen-eksperimen yang akan dating mengenai daftar kata dan retensi memungkinkan adanya kecermatan yang lebih besar dalam menetapkan usia dan kekerabatan antara bahasa,harus diingat bahwa tidak ada ilmu khusus yang lebih teliti daripada data yang tersedia,dan kecermatan menemukan kata-kata kerabat.Demikian juga betapapun kecermatan seorang peneliti dalam menentukan waktu pisah atau usia bahasa-bahasa dan dialek-dialek.namun tidak dapat ditentukan bahasa mana yang dipergunakan oleh bangsa yang meninggalkan artefak-artefak di suatu tempat tertentu

KIMONO DAN YUKATA

A. KIMONO
1. Sekilas Tentang kimono
Kimono adalah pakaian tradisional Jepang. Arti harfiah kimono adalah baju atau sesuatu yang dikenakan (ki berarti pakai, dan mono berarti barang). Pada zaman sekarang, kimono berbentuk seperti huruf “T”, mirip mantel berlengan panjang dan berkerah. Panjang kimono dibuat hingga ke pergelangan kaki. Wanita mengenakan kimono berbentuk baju terusan, sementara pria mengenakan kimono berbentuk setelan. Kerah bagian kanan harus berada di bawah kerah bagian kiri. Sabuk kain yang disebut obi dililitkan di bagian perut/pinggang, dan diikat di bagian punggung. Alas kaki sewaktu mengenakan kimono adalah zōri atau geta.
Memakai Kimono dalam bahasa Jepangnya disebut ''Kitsuke''. Memakai Kimono tidaklah mudah, banyak wanita Jepang yang sewaktu memakai Kimono harus dibantu oleh orang lain. Bahkan banyak kursus cara memakai Kimono.
Kimono untuk kesempatan formal hanya dibuat dari benang sutra kelas terbaik, sehingga Kimono formal harganya menjadi sangat mahal. Kimono juga tidak pernah dijual dalam keadaan sudah jadi, melainkan harus dipesan sesuai dengan ukuran badan pemakainya. Kimono juga tidak pernah dijahit dengan mesin, melainkan dijahit dengan tangan.
Membeli Kimono dimulai dengan memilih bahan kain untuk Kimono yang disebut ''Tanmono'' (bahasa Jepang:secara harafiah: "gulungan kain yang panjangnya 1 ''Tan'', atau kurang lebih 9 meter 14 senti"). Bahan untuk membuat Kimono haruslah bahan yang ditenun dengan sempurna dan tanpa cacat walau sedikitpun. Tanmono harus dibeli dalam satu gulungan dengan tidak menghitung tinggi badan si pemakai. Jika ''Tanmono'' dipakai untuk membuat Kimono untuk pemakai yang kebetulan bertubuh pendek dan ramping, maka akan banyak bahan Kimono yang tersisa.
''B-Tan Ichi'' (bahasa Jepang:secara harafiah: "Pasar Kain Kelas B") adalah penjualan obral bahan kain Kimono kelas B, untuk membandingkannya dengan bahan Kimono kelas "A" yang sempurna dan tanpa cacat. Bagian bahan Kimono yang tidak sempurna dapat disembunyikan oleh penjahit Kimono yang berpengalaman. Walaupun bahan Kimono yang dibeli mengandung sedikit cacat, Kimono yang sudah jadi akan terlihat hampir sama dengan Kimono yang dijahit dari bahan yang sempurna.
Kimono, tidak mendapat pengaruh dari pakaian tradisional Korea. Namun, kimono mengambil inspirasi dari pakaian tradisional Cina, "Hanfu" (Hanfu = han (suku han) fu (pakaian) -> hanfu = pakaian suku han). Kimono modern seperti yang kita lihat pada zaman sekarang sudah mulai dilihat sejak zaman Heian (sekitar tahun 800).
Kimono biasanya dibuat dari sutera jepang yang di-print dengan teknik "Yuzen". "Yuzen" maksudnya teknik cetak berulang - jadi, pattern dari kimono itu sebenarnya diulang2 (sejenis monogram). Banyak orang yang mengira bahwa kimono itu dilukis dan satu kimono itu mengandung satu lukisan, tapi sebenernya salah.
Menurut beberapa sumber, Kimono pada zaman dahulu harus dilepaskan bagian perbagian untuk dicucinya dan dijahit dan disambung kembali waktu mau dipakai, tapi perkembangan zaman telah mengeliminasi kebutuhan ini.
kimono terdiri dari berbagai jenis, dari yang formal ke yang casual.
Tingkat formalitas dan status pemakai kimono dibedakan dari warna, bentuk, dan pattern motif kimononya. Wanita yang belum menikah biasanya memakai kimono indah yang berlengan panjang (bahkan panjangnya sampai ke lantai), bermotif ramai, dan berwarna cerah. Sedangkan wanita yang sudah menikah bisasnya memakai kimono yang berlengan pendek, bermotif sepi, dan berwarna agak gelap. Untuk pria, biasanya kimono yang dipakai berwarna kusam (biru tua, coklat tua. dsb).
Formalitas kimono juga ditentukan dengan banyak / sedikitnya asesoris, banyak / sedikitnya jumlah “Kamon” (lambang keluarga), dan bahan kimononya. Kimono dari sutera adalah yang paling mahal dan paling formal, dan kimono katun lebih kasual. Sekarang, bahkan banyak kimono dari bahan polyester.
Kimono asli jepang biasanya mahal sekali, rata2 harganya rp. 100 juta sepotong untuk kimono kelas atas. Kimono lengkap (kimono + nagajuban + obi + tabi + geta) bisa harganya mencapai 200 juta. Tapi, kimono biasa jauh lebih murah, sekitar 20 – 50 juta sepotong. Kalo dari pengalaman gw sih – nyokap gw waktu dia umur 20-an pernah ke Jepang dan beli kimono sederhana dari sutra dan harganya sekitar Rp. 30 juta (tanpa geta + tabi), dan terakhir kali gw ke jepang (tahun 2003), harga kimono di Ginza rata2 560,000 yen atau sekitar 50 juta.
Acuan membeli kimono: kimono apa kek yang harganya dibawah 20 juta sepotong, artinya itu kimono palsu atau kelas rendahan sekali. Gw tahun lalu ke Cina dan ngeliat di Guangzhou banyak dijual kimono – kimono palsu yang harganya cuma 1 – 2 jutaan satunya, dan kualitasnya amat sangat jelek. Hindari juga membeli kimono dari online merchant yang gak jelas / dari dBay karena kebanyakan kimono palsu alias made in china / USA.
2. Jenis-Jenis Kimono
Kimono ada dua macam yaitu kimono untuk pria dan kimono untuk wanita. Selanjutnya mari kita lihat jenis-jenis kimono.
a. Kimono pria:
 Montsuki dengan ''Hakama'' dan ''Haori''.
Montsuki adalah Kimono pria yang paling formal yang di bagian punggungnya terdapat lambang keluarga (''Kamon'') si pemakai. Kimono yang dikenakan pria berwarna gelap seperti biru tua atau hitam.
Hakama adalah semacam celana panjang yang dikenakan pria yang juga terbuat dari bahan berwarna gelap.
Haori adalah semacam jaket yang dikenakan pria sewaktu mengenakan Kimono.
Montsuki lengkap dengan Hakama dan Haori juga berfungsi sebagai pakaian pengantin pria. Selain sebagai pakaian pengantin pria, Montsuki lengkap dengan Hakama dan Haori hanya dikenakan pada waktu menghadiri upacara yang sangat resmi, seperti resepsi pemberian penghargaan dari Kaisar/pemerintah.
 ''Ki Nagashi'' adalah Kimono santai sehari-hari yang dikenakan pria untuk keluar rumah pada kesempatan tidak resmi. Bahannya bisa terbuat dari katun atau bahan campuran. Ki Nagashi banyak dikenakan pemeran Kabuki pada saat latihan atau guru tari tradisional Jepang pada saat mengajar.
b. Kimono Wanita ( disusun berdasarkan tingkat keformalan):
 ''Tomesode''
Tomesode adalah jenis Kimono yang paling formal umumnya berwarna hitam yang hanya dikenakan oleh wanita yang sudah menikah. Pada Kimono jenis Tomesode terdapat lambang keluarga (''Kamon'') si pemakai. Lambang keluarga bisa terdapat satu tempat, tiga tempat, atau lima tempat (bagian punggung, bagian lengan, dan bagian dada) seusai dengan tingkat formalitas Kimono. Ciri khas Tomesode adalah motif yang indah pada ''Suso'' (bagian bawah sekitar kaki). Dikenakan untuk menghadiri resepsi pernikahan, pesta dan upacara yang sangat resmi lainnya.
 ''Furisode''
Furisode adalah Kimono formal untuk wanita muda yang belum menikah. Ciri khas Furisode adalah pada bagian lengannya yang menjuntai dan sangat lebar. Bahannya berwarna-warni cerah dengan motif yang mencolok. Dikenakan pada waktu menghadiri upacara "Seijin Shiki" (Hari menjadi Dewasa), menghadiri resepsi pernikahan teman, upacara wisuda, dan kunjungan ke kuil Shinto di hari-hari awal Tahun Baru (''Hatsumode'').
 ''Homongi''
Homongi (secara harafiah: "baju untuk berkunjung") adalah Kimono formal untuk wanita yang sudah menikah atau wanita dewasa yang belum menikah. Homongi dikenakan oleh wanita yang sudah menikah untuk menghadiri resepsi pernikahan, pesta resmi, Tahun Baru, dan upacara minum teh (''Sado'').
 ''Iromuji''
Iromuji adalah jenis Kimono semiformal yang dapat menjadi Kimono formal jika mempunyai lambang keluarga (''Kamon''). Lambang keluarga bisa terdapat satu tempat, tiga tempat, atau lima tempat (bagian punggung, bagian lengan, dan bagian dada) seusai dengan tingkat formalitas Kimono. Bahan untuk Kimono jenis Iromuji umumnya tidak bermotif dan berwarna merah jambu, biru muda, kuning muda atau warna-warna lembut lainnya. Dikenakan pada waktu menghadiri pesta pernikahan atau upacara minum teh.
 ''Tsukesage''
Tsukesage adalah Kimono semi formal untuk wanita yang sudah/belum menikah. Menurut tingkatan formalitasnya, Tsukesage hanya setingkat dibawah Homongi. Dikenakan pada kesempatan menghadiri pesta pernikahan, pesta resmi, Tahun Baru, dan upacara minum teh (''Sado'') yang tidak begitu formal.
 ''Komon''
Komon adalah Kimono santai untuk wanita yang sudah/belum menikah. Ciri khasnya adalah motif sederhana yang kecil-kecil yang berulang. Dikenakan pada waktu menghadiri pesta alumni, makan malam, bertemu dengan teman, dan menonton pertunjukan di gedung.
 ''Tsumugi''
Tsumugi adalah Kimono santai untuk wanita yang sudah/belum menikah yang dikenakan sehari-hari di rumah, atau boleh juga dikenakan untuk keluar rumah seperti berbelanja atau jalan-jalan. Ciri khas Tsumugi adalah pada bahannya yang merupakan bahan tenunan sederhana dari katun atau sutra kelas rendah dengan benang yang tebal/kasar sehingga bisa tahan lama dipakai. Pada zaman dulu, Tsumugi digunakan untuk bekerja di ladang.
 Yukata
Yukata adalah jenis Kimono nonformal Jepang yang dibuat dari bahan kain katun tipis tanpa pelapis yang dipakai untuk kesempatan santai di musim panas.
3. Asesoris dan Pelengkap untuk Komono
 ''Geta''
''Geta'' adalah sandal dari kayu yang mempunyai hak, dipakai oleh pria maupun wanita yang memakai ''Yukata''. ''Geta'' berhak tinggi dan tebal yang dipakai oleh ''Maiko'' disebut ''Pokkuri''
 ''Junihitoe''
''Junihitoe'' adalah jubah 12 lapis yang dipakai oleh wanita Jepang zaman dulu di istana kaisar.
 ''Kanzashi''
''Kanzashi'' adalah hiasan rambut seperti tusuk konde yang disisipkan ke rambut sewaktu memakai Kimono.
 ''Obi''
''Obi'' adalah sabuk dari kain yang seperti stagen yang dililitkan ke badan pemakai untuk mengencangkan Kimono atau ''Yukata''.
 ''Tabi''
''Tabi'' adalah kaus kaki sepanjang betis yang dibelah dua pada bagian jari kaki untuk memisahkan jempol kaki dengan jari-jari kaki yang lain. ''Tabi'' dipakai sewaktu memakai sandal, walaupun ada juga Tabi dari kain keras dan dipakai begitu saja seperti sepatu bot.
 ''Waraji''
''Waraji'' adalah sandal dari anyaman tali jerami.
 ''Zori''
''Zori'' adalah sandal tradisional Jepang yang bisa terbuat dari kain atau anyaman sejenis rumput (''Igusa'').






B. YUKATA
1. Sekilas Tentang Yukata
Yukata adalah jenis kimono nonformal Jepang yang dibuat dari bahan kain katun tipis tanpa pelapis. Secara harfiah istilah Yukata berarti: baju sesudah mandi. Dipakai untuk kesempatan santai di musim panas (natsu). Yukata dibuat dari bahan katun yang mudah dilewati angin, agar badan menjadi sejuk di sore hari atau sesudah mandi malam dengan air panas di Jepang.
Istilah Yukata ini lahir sejak sekitar zaman Azuchi-Momoyama. Bermula dari pakaian yang dipakai sesudah mandi yang disebut Yukatabira. Di zaman Edo, Yukatabira menjadi sangat populer di kalangan rakyat dan namanya disingkat menjadi Yukata saja. Pada zaman dahulu, memakai Yukata untuk bertemu dengan orang lain dianggap sangat tidak sopan, mengingat fungsi Yukata yang cuma sebagai pakaian tidur. Namun sekarang, Yukata dapat dikenakan kapanpun atau saat pergi kemanapun. Malah pakaian ini menjadi pakaian utama yang dikenakan saat melihat Hanabi Matsuri (Festival kembang api). Jika terlihat banyak perempuan memakai Yukata di musim panas (natsu), berarti tidak jauh dari tempat itu ada festival kembang api.
Yukata umumnya dibuat dari kain katun walaupun sekarang banyak yang dibuat dari bahan campuran, misalnya katun bercampur polyester. Yukata untuk laki-laki biasanya terbuat dari bahan dengan warna dasar gelap (seperti hitam, biru tua, ungu tua) dengan corak garis-garis warna gelap. Sedangkan Yukata untuk wanita biasanya terbuat dari bahan dengan warna dasar cerah atau warna pastel dengan corak beraneka warna yang cerah. Corak-corak kain yang populer untuk Yukata wanita adalah bunga Sakura, bunga Krisan, Poppy, bunga-bunga yang mekar di musim panas.
2. Perbedaan Kimono dan Yukata:
1. Berbeda dengan Kimono yang sering disebut orang Jepang sebagai Gofuku atau Wafuku dan hanya dipakai pada kesempatan formal, Yukata dipakai untuk kesempatan santai seperti: berjalan-jalan melihat pesta kembang api, melihat festival musim panas (matsuri), atau menari di saat perayaan Obon (festival menyambut arwah).
2. Kimono yang harganya sangat mahal hingga luar biasa mahal, harga Yukata umumnya terjangkau oleh semua orang.
3. Kimono jadi yang hampir-hampir tidak ada toko yang mau menjualnya, di toko pakaian banyak dijual Yukata yang sudah jadi dengan beraneka ukuran dengan harga terjangkau
4. Kimono yang menurut ukuran lebar lengannya dapat diketahui status seorang wanita (sudah menikah atau masih gadis), Yukata dapat dipakai oleh siapa saja tanpa mengenal status.
5. Kimono yang pemakainya diwajibkan memakai pakaian dalam sebanyak 2 lapis (Hadajuban dan Juban), perempuan yang memakai Yukata hanya diharuskan pakaian dalam lapis pertama (Hadajuban).

Sama halnya dengan Kimono, agar Yukata terlihat bagus sewaktu dipakai, maka yang dipakai haruslah Yukata yang sesuai ukuran badan si pemakai. Jika Yukata yang anda kenakan ingin terlihat bagus dan pas di badan, Yukata yang anda kenakan haruslah Yukata yang dijahit sesuai dengan ukuran badan anda (order made).

3. Urutan agar pemakaian Yukata tampak bagus dan rapi:
1. Jika ingin mengenakan Yukata secara benar, dianjurkan untuk mengenakan Susoyoke, yakni berupa rok dalam panjang yang bisa berwarna putih polos atau bercorak dengan warna cerah. Jika tidak mau memakai atau tidak mempunyai Susoyoke juga tidak apa-apa.
2. Memakai pakaian dalam yang disebut Hadajuban dan mengencangkan tali pengikatnya.
3. Memakai Yukata. Panjang Yukata selalu melebihi panjang yang dibutuhkan si pemakai sehingga kain Yukata yang panjangnya berlebih harus diangkat sedikit ke bagian pinggang dan dikencangkan dengan menggunakan Koshihimo (sabuk pinggang dari kain)
4. Merapikan Bagian-bagian Yukata yang sedikit longgar di badan ke arah perut dan
mengencangkannya dengan kain sabuk pengikat yang disebut Datejime
5. Mengencangkan Yukata dengan melilitkan dan mengikatkan Obi.

Obi adalah kain yang dililitkan di pinggang, yang panjangnya sekitar 4 sampai 5 meter. Lebar Obi yang digunakan untuk Yukata adalah setengah dari lebar Obi yang digunakan untuk memakai Kimono. Ada banyak jenis simpul yang digunakan untuk pada saat mengikat Obi. Simpul Obi yang paling populer adalah simpul Bunko yang berbentuk seperti kupu-kupu. Jika belum dapat membuat simpul Obi sendiri, anda dapat membeli simpul Obi yang sudah jadi di toko dan tinggal menyisipkannya ke dalam Obi anda.
Yukata juga digunakan oleh aktor Kabuki di saat bermake-up atau peran yang mengharuskan aktor Kabuki memakai Yukata. Pegulat Sumo juga memakai Yukata sebelum dan sesudah bertanding. Begitupula penari tradisional Jepang (Nihon Buyou) mengenakan Yukata sebagai pengganti Kimono sewaktu belajar menari agar Kimono yang harganya mahal tidak menjadi basah karena keringat.

PSIKOLOGI

Psikologi
Secara etimologi kata psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno psyche dan logos. Kata psyche berarti jiwa, roh, atau sukma sedangkan kata logos berarti ilmu. Jadi, psikologi secara harfiah berarti ilmu jiwa atau ilmu yang objek kajiannya adalah jiwa.
Dalam perkembangan lebih lanjut, psikologi lebih membahas atau mengkaji sisi-sisi manusia dari segi yang bisa diamati. Mengapa ? karena jiwa itu bersifat abstrak, sehingga tidak dapat di amati secara empiris, padahal objek kajian setiap ilmu harus dapat diobservasi secara indrawi. Walaupun besar kemungkinan gerak gerik lahir seseorang belum tentu menggambarkan keadaan jiwa sebenarnya, namun, secara tradisioanal psikologi lazim diartikan sebagai satu bidang ilmu yang mencoba mempelajari prilaku manusia.
Para ahli psikologi belakangan ini juga cenderung untuk menganggap psikologi sebagai suatu ilmu yang mencoba mengkaji proses akal manusia dan segala menifestasinya yang mengatur prilaku manusia itu, tujuan pengkajian akal ini adalah untuk menjelaskan, memprediksikan, dan mengontrol prilaku manusia.
Psikologi yang mentalistik melahirkan aliran yang disebut psikologi kesadaran. Tujuan utamanya adalah mecoba mengkaji proses pikiran akal manusia dengan cara mengintropeksi atau mengkaji diri.oleh karena itu,psikologi kesadaran lazim juga disebut psikologi introspeksionisme.psikologi ini merupakan proses akal dengan cara meihat ke dalam diri sendiri setelah suatu rangsangan terjadi.
Psikologi yang behavioristik melahirkan aliran yang disebut psikologi perilaku.tujuan utama psikologi ini adalah mencoba mengkaji perilaku manusia yang berupa reaksi apabila suatu rangsangan terjadi dan selanjutnya bagaimana mengawasi dan mengontrol perilaku itu.
Psikologi yang Kognifistik dan lazim disebut psikologi kognitif mencoba mengkaji proses-proses kognitif manusia secara ilmiah.yang dimaksud proses kognitip adalah proses akal manusia yang bertanggung jawab mengatur pengalaman dan perilaku manusia.perbedaan dengan psikologi kesadaran adalah bahwa menurut faham mentalisme proses-prose akal itu berlangsung setelah terjadinya rangsangan.Sedangkan menurut psikologi Kognitif proses akal itu dapat terjadi karena adanya kekuatan dari dalam,tanpa ada rangsangan terlebih dahulu.
Psikologi sangat berkaitan erat dengan kehidupan manusia dalam segala kegiatannya yang sangat luas.oleh karena itu,muncullah berbagai cabang psikologi yang diberi nama sesuai dengan penerapannya.di antara cabang-cabang itu adalah psikologi sosial, psikologi perkembangan, psikologi klinik, psikologi komunikasi, dan psikologi bahasa.