Minggu, 19 Desember 2010

Pengetahuan, Teknologi, dan Seni

< 1 >

PENDAHULUAN

Pada hakekatnya pengetahuan atau knowledge merupakan seganap apa yang kita ketahuai tentang suatu objek tertentu termasuk kedalamnya adalah ilmu,sehingga ilmu dikatakan merupakan bagian dari pengetahuan yang diketahui oleh manusia.Bahkan seorang anak kecilpun telah mempunyai berbagai pengetahuan sesuai dengan tahap pertumbuhan dan tingkat kecerdasan otaknya.Seandainy seorang berkata kepada kita bahwa dia tahu bagaimana caranya bermain gitar,maka seorang yang lainnya mungkin bertanya,apakah pengetahuan anda itu merupakan ilmu ?.Tentu saja dengan mu8dak kita menjawab bahwa pengetahuan kita itu bukanlah ilmu,melainkan berkaitan dengan seni yang ada kaitannyadengan aspek psiko motorik dalam diri manusai.Oleh karena itulah pengetahuan memilki pengertian dan batasan-batasan tersendiri secara spesifik yang berbeda dari seni dan teknologi.

Pengetahuan merupakan khasanah mental yang secara langsung atau tidak langsung turut memperkaya kehidupan kita.Sukar untuk dibayangkan bagaimana kehidupan manusia jika seandainya pengetahuan itu tidak ada,oleh karena itu pengetahuan merupakan sumber jawaban bagi berbagai jawaban yang muncul dalam kehidupan.

Manusia adalah stu-satunya makhluk yang dapat mengembangkan pengetahuan itu secara sungguh-sungguh.Binatang juga mempunyai pengetahuan namun pengetahuan itu terbatas untuk kelangsungan hidupnya(survival).Seekor kera tahu mana buah jambu yang enak,seekor tikus mengetahui mana jenis tikus yang ganas.Tetapi dalam hal ini berbeda dengan tujuan pendidikan yang diperoleh binatang dalam hidupnya, jika dibandingkan dengan manusia yang mengembangkan pengetahuannya untuk mengatasi kebutuhan serta kelangsungan hidupnya.Inilah yang menyebabkan manusia mengembangkan pengetahuannya dan pengetahuan ini pulalah yang mendorong manusia untuk menjadi makhluk yang bersifat khas di muka bumi ini.

Pengetahuan menusia mampu dikembangkan disebabkan dua hal utama yakni: Pertama,manusia mempunyai bahasa yang mampu mengomunisasikan informasi dan jalan pikiran yang melatar belakangi informasi tersebut.Kedua,adalah kemampuan berfikir menurut suatu alur kerangka berfikir tertentu,yang secara garis besar cara berfikir seperti itu disebut penalaran (pemikiran logis dan analisis).






< 2 >

PEMBAHASAN

Pencarian pengetahuan dengan cara ilmiah dilakukan berdasarkan pemikiran rasional, pengalaman empiris (fakta) maupun referensi pengalaman sebelumnya. Pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan cara atau metode ilmiah (Scientific Method) disebut ilmu.

A.Pengertian Ilmu Pengetahuan

Pengetahuan ilmiah atau ilmu pengetahuan, menurut para ahli mempunyai pengertian sebagai berikut :
1. Ralph Ross and Ernest Van Den Haag dalam bukunya ‘The Fabric of Society’ menulis bahwa science is empirical, rasional, general and cumulative and it is all four at once. Artinya ilmu memiliki kriteria empiris, rasional, umum, kumulatif dan keempatnya serentak terpenuhi.
2. Ashley Montagu dalam bukunya ‘ The Cultured Man’ menyebutkan bahwa : Science is a systematized knowledge services from observation, study and experimentation carried on order to determine the nature of principles of whatbeing studied. Artinya ilmu pengetahuan ialah pengetahuan yang disusun dalam satu system yang berasal dari pengalaman, studi dan percobaan untuk menentukan hakekat prinsip tentang hak yang sedang dipelajari.
3. V. Afayanev dalam bukunya ‘Marxist Philosophy’ menyatakan bahwa : Science is the systems of man’s knowledge on nature, society, and thought. It reflect the world in concepts, categories and laws, the correctness and truth of wich are verified by practical experience. Artinya : ilmu pengetahuan adalah pengetahuan manusia tentang alam, masyarakat, dan pikiran. Oa mencerminkan alam dalam konsep, kategori-kategori dan hokum-hukum yang ketepatan dan kebenarannya dapat diuji dengan pengalaman praktis.
4. Helmy A. Kotto, menyatakan bahwa ilmu pengetahuan adalah kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik, konsisten dan berkesinambungan serta telah teruji kebenarannya dan dapat diandalkan kegunaannya bagi manusia.
5. Dadang Ahmad, menyebutkan bahwa ilmu pengetahuan adalah suatu proses pembentukan (konstruksi) yang terus-menerus sampai dapat menjelaskan fenomena dan keberadaan alam itu sendiri.


< 3 >
B.Fungsi Ilmu Pengetahuan

Fungsi ilmu pengetahuan diantaranya adalah :
1. Menjelaskan (Explaining, Discribing)
Fungsi menjelaskan mempunyai empat bentuk yaitu :
a) Deduktif : suatu ilmu harus dapat menjelaskan sesuatu berdasarkan premis pangkal ilir yang telah ditetapkan sebelumnya.
b) Probabilistik : ilmu dapat menjelaskan berdasarkan pola pikir induktif dari sejumlah kasus yang jelas, sehingga hanya dapat memberi kepastian (tidak mutlak) yang bersifat kemungkinan besar atau hampir pasti.
c) Fungsional : ilmu dapat menjelaskan letak suatu komponen dalam suatu sistem secara keseluruhan.
d) Genetik : ilmu dapat menjelaskan suatu faktor berdasarkan gejala-gejala yang sudah terjadi sebelumnya.
2. Meramalkan (Prediction)
Ilmu harus dapat menjelaskan faktor sebab akibat suatu peristiwa atau kejadian, misalnya apa yang akan terjadi jika harga naik.
3. Mengendalikan (Controlling)
Ilmu harus dapat mengendalikan gejala alam berdasarkan suatu teori, misalnya bagaimana mengendalikan kurs rupiah dan harga.
C.Kriteria Ilmu Pengetahuan
Tidak semua pengetahuan dapat disebut ilmu, merupakan ilmu pengetahuan apabila cara mendapatkannya memenuhi syarat yaitu :
1. Logis atau masuk akal
Sesuai dengan kaidah ilmu pengetahuan yang diakui kebenarannya.
2. Objektif
Pengetahuan harus sesuai dengan obyek, didukung oleh fakta empiris.
3. Metodik
Pengetahuan diperoleh dengan cara-cara tertentu yang teratur, dirancang, diamati dan terkontrol.
4. Sistematik
Berarti bahwa pengetahuan tersebut disusun dalam suatu sistem yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan dan saling menjelaskan sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh.
5. Berlaku Umum atau Universal
Pengetahuan berlaku untuk siapa saja dan dimana saja yaitu dengan cara eksperimentasi yang sama, akan diperoleh hasil yang sama atau konsisten.
< 4 >

6. Kumulatif berkembang dan tentatif
Khasanah ilmu pengetahuan selalu bertambah dengan hadirnya ilmu pengetahuan baru. Ilmu pengetahuan yang terbukti salah satu harus diganti dengan pengetahuan yang benar (tentatif).


a. Tinjauan Konstruksi Ilmu Pengetahuan
Di antara berbagai prosedur pengembangan ilmu pengetahuan, Soeparmo (1984) menyatakan bahwa sering kali digunakan proses induktif-deduktif dalam suatu hubungan yang saling melengkapi dan terpadu. Proses induksi dimulai dari fakta-fakta yang teramati, lalu dari pengamatan ini ditarik suatu kesimpulan yang logik, matematis dan intuitif sehingga terbentuk kerangka konsep (verbal). Bilamana kerangka konsep telah berkembang menjadi suatu item proporsisi (himpunan asumsi) tersusunlah suatu teori. Bentuk prinsip-prinsip tersebut termasuk kata-kata dan rumus matematik, yang terorganisasi menurut pola-pola logika deduktif dan aturan-aturan sintaksis.
Kemajuan ilmu pengetahuan melibatkan kombinasi dari :
1. Perumusan hipotesis atau ‘conjecture’ secara intuitif, komprehensif, dan referensial.
2. Eksperimentasi seperangkat peralatan dan fasilitas yang memungkinkan gejala yang akan ditinjau (dimodelkan) dapat berlangsung.
3. Interpretasi melalui kompilasi, seleksi dan memproses data sesuai dengan keperluan metode inferensi yang digunakan dengan melibatkan konsep, hokum dan teori yang tersedia.
Proses penerimaan sebuah konsep baru menuju teori baru (proposisi) secara umum dapat mengikuti tahapan berikut secara dinamis. Tahapan tersebut adalah minimal dimulai dari melakukan prediksi, konfirmasi, menyusun prinsip, hokum, melakukan hipotesis, sehingga dengan menggabungkan tahapan perlakuan tersebut kita dapat menarik kesimpulan. Kesimpulan tersebut berdasarkan fakta terprediksi dan observasi atau penelitian untuk melahirkan fakta terobservasi, sehingga akan menghasilkan fakta baru yang akan dirumuskan dalam bentuk kerangka konsep teori baru. Metode penemuan teori baru tersebut biasanya juga menerapkan prinsip induksi atau deduksi atau bahkan penggabungan kedua konsep tersebut, tergantung kondisi dan situasi bagaimana konsep teori baru tersebut, oleh karena setiap cabang ilmu kontennya berbeda-beda.
< 5 >

Konstruksi/pembentukan ilmu pengetahuan melalui langkah-langkah metode ilmiah (Scientific Method) yang dijabarkan dalam tahapan berikut :
1. Perumusan masalah
Masalah adalah topik atau obyek yang diteliti dengan batasan yang jelas serta dapat diidentifikasi faktor-faktor yang terkait.
2. Penyusunan hipotesis
Hipotesis merupakan argumentasi tentang kemungkinan jawaban sementara tentang masalah yang ditetapkan, disusun berdasarkan pengetahuan atau teori yang ada dan harus diuji kebenarannya dengan observasi atau ekpserimentasi.
3. Pengujian hipotesis
Pengujian hipotesis merupakan usaha pengumpulan fakta yang relevan dengan hipotesis dan kemudian diuji apakah fakta tersebut mendukung hipotesis yang diajukan.
4. Penarikan kesimpulan
Kesimpulan diambil berdasarkan hasil analisis data untuk melihat apakah hipotesis yang diajukan diterima atau tidak. Hipotesis yang diterima merupakan pengetahuan yang kebenarannya teruji secara ilmiah dan merupakan bagian dari ilmu pengetahuan.

b. Unsur-unsur Pembentuk Ilmu Pengetahuan
Keberadaan ilmu pengetahuan terbentuk dari hokum secara khusus dan teori yang lebih general. Baik dalam rumusan hukum maupun teori melibatkan unsur konsep yang merupakan konstruksi mental dalam menginterpretasi hasil observasi. Konsep merupakan simbol-simbol yang membantu untuk mengorganisasikan pengalaman. Hukum adalah korelasi antara dua konsep atau yang lebih dekat kaitannya dengan hal-hal yang terobservasi. Hukum mencerminkan urutan sistimatik suatu pengalaman dan berfungsi untuk memberikan pengalaman menurut pola yang beraturan dan dapat dinyatakan dalam bentuk grafik, persamaan atau ekspresi verbal tentang interrelasi antara konsep yang satu dengan yang lainnya. Sedangkan teori adalah kerangka konsepsi yang terorganisasi menjadi suatu generalisasi yang dapat dijabarkan menjadi hukum-hukum. Dibandingkan dengan hokum, teori memiliki generalisasi yang jauh lebih luas dan konprehensif.



< 6 >

Konsep-konsep yang digunakan dalam teori adalah konstruksi mental yang disusun dari hasil penangkapan (encoding) pertanda alam dan sosial melalui metode survey atau eksperimen. Konsep-konsep ini mempunyai ciri-
ciri yang berbeda dari bahan mentahnya (data), dan sudah siap untuk masuk ke fase penjelasan tentang fenomena yang sedang ditinjau. Penjelasan tersebut bukan sekedar daftar konsep yang berhasil dirumuskan tetapi merupakan kaitan langsung antara dua atau lebih konsep yang memiliki tingkat keterkaitan. Kualitas teori yang dirumuskan oleh seseorang, kemudian diuji/dievaluasi wilayah keberlakuannya dan kemampuan peramalannya.
Kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi teori diantaranya adalah : kesesuaiannya dengan observasi, konsistensi internal hubungan konsep-konsepnya, dan sifat konprehensif cakupannya. Kriteria pertama adalah hubungannya dengan data yang dapat direproduksi dalam masyarakat keilmuan, atau kesesuaiannya dengan pengalaman empiris. Kriteria kedua menyangkut konsistensi dan konherensi. Kedua syarat ini mengkonfirmasikan ketidakhadiran suatu kontradiksi diantara konsep-konsep yang menyusun teori. Jika ini dipenuhi maka teori tersebut memiliki validitas seperti yang telah diperlihatkan oleh teori-teori lain yang telah lebih dulu lahir. Hasil lain dari pemeriksaan kedua kriteria tersebut adalah tercapainya simplitas (kebersahajaan), suatu teori yang dicirikan oleh jumlah minimal asumsi yang dijadikan dasar penyusunan. Kelompok kriteri ketiga berkenan dengan sifat komprehensif suatu teori, termasuk generalitasnya, atau kemampuan untuk menunjukkan kepaduan yang melatarbelakangi fenomena yang beragam. Kebenaran suatu teori adalah tujuan ilmu pengetahuan, tetapi dalam prosesnya yang dipertimbangkan adalah derajat kesesuaiannya (adekuasi) dengan data yang diketahui dan sifat koherensi dan komprehensifnya dibandingkan teori-teori lain yang tersedia. Semua rumusan teori bersifat tentatif dan tidak kebal untuk direvisi, sebagaimana tujuan utama ilmu pengetahuan adalah meningkatkan pemahaman terus-menerus menuju kesempurnaan penjelasan intelektual terhadap fenomena alam dan sosial yang secara alamiah menurut sunnatullah (hokum Tuhan), tidak akan habis untuk dikaji dan dipelajari karena kekuasaan-Nya.





< 7 >
D.Sikap Ilmiah
Berdasarkan pada syarat, kriteria, langkah operasional dan unsure pembentukan ilmu pengetahuan, maka semua aspek tersebut hendaknya diperhatikan secara menyeluruh agar dapat menuntun pembentukan karakter seorang ilmuan yang umum diharapkan mempunyai sikap ilmiah, antara lain :
1. Jujur
Ilmuan wajib melaporkan hasil pengamatannya secara obyektif dan jujur sehingga bila hasil penelitiannya tersebut diuji kembali oleh peneliti lain akan memberikan hasil yang sama.
2. Terbuka
Seorang ilmuan mempunyai pandangan yang luas, terbuka, jauh dari praduga dan menghargai pendapat orang lain, meskipun untuk menerimanya harus melakukan pengujian terlebih dahulu.
3. Toleran
Seorang ilmuan tidak akan merasa dirinya paling hebat, bersedia belajar dari orang lain atau membandingkan pendapatnya dengan yang lain serta tidak pernah memaksakan pendapatnya pada orang lain. Oleh karenanya tidaklah disebut ilmuan orang yang berperilaku sombong walaupun telah menemukan karya ilmu pengetahuan, malah harus semakin rendah diri dan semakin memahami kemahakuasaan Sang Pencipta serta semakin memahami kelemahan dan keterbatasan dirinya.
4. Skeptis
Dalam mencari kebenaran, seorang ilmuan akan bersikap hati-hati, meragukan sesuatu dan skeptis tetapi tetap bersikap kritis sehingga akan menyelidiki atau memferifikasi atau bahkan melakukan observasi (penelitian) terlebih dahulu bukti-bukti (informasi) yang mendasari suatu kesimpulan, keputusan atau pemecahan masalah.
5. Optimis
Seorang ilmuan tidak akan mengatakan bahwa terdapat sesuatu yang tidak dapat dikerjakan sebelum memikirkan dan mencoba mengerjakannya terlebih dahulu.






< 8 >
6. Pemberani
Sifat ilmuan yang selalu mencari kebenaran, maka akan berani melawan ketidakbenaran, kepura-puraan yang menghambat kemajuan, meskipun harus merugikan dirinya sendiri. Sifat pemberani ini dicontohkan oleh Copernicus dan Galileo mengenai keyakinan tentang heliosentrisnya yang sangat bertentangan dengan kepercayaan dan penguasa saat itu yang mempercayai faham geosentris.
7. Kreatif dan Inovatif
Selalu ingin mendapatkan, menciptakan, memvariasikan sesuatu yang baru terutama guna mendapatkan nilai tambah bagi dirinya. Setiap saat pola hidupnya selalu dinamis, tidak passif sehingga berkreasi, berkarya, malakukan inovasi-inovasi baru dan melahirkan konsep-konsep ilmu pengetahuan terbaru sudah menjadi sikap dan prilaku hidupnya.
8. Bertanggung Jawab
Seorang ilmuan harus memiliki rasa tanggung jawab baik secara etik maupun moral oleh karena ilmu yang dihasilkannya harus diarahkan agar sejalan dengan fungsinya sebagai seorang ilmuan atau sebagai khalifah di muka bumi. Manusia dengan segala kelebihannya dibandingkan dengan mahluk hidup lain, telah diberi amanah mengelola dan memelihara kelangsungan hidup alam semesta ini serta mengembangkannya ke arah yang lebih baik.













< 9 >

SIMPULAN

Dalam kehidupan umat manusia di muka bumu,ilmu pengetahuan sangat besar paranannya.Dengan ilmu pengetahuan kita dapat menjadikan hidip kita lebih indah serta terjamin kelangsungannya,sehingga tanpa ilmu pengetahuan maka hidup kita tidak akan bermakna.Bayangkan ketika lilmu pengetahuan tidak mampu menumukan bola lampu serta energi,maka hidup kita akan selalu gelap sehingga susah untuk beraktifitas di malam hari.

Dalam pengembangan ilmu pengetahuan,maka yang mampu melakukan semua itu hanyalah makhluk yang diciptakan sebagai khalifah(pemimpin atau pengatur) yakni manusia.Manusia adalah makhluk yang sempurna jika dibandingkan dengan makhluk lainnya.Dengan kelebihannya itu pulalah,manusia diberi amanah mengololah dan memelihara kelangsunga hidup alam semesta ini serta bertanggung jawab mengembangkannya kearah yang lebih baik,bukan sebaliknya sehingga terjadi keseimbangan hidup diantara semau makhluk di muka bumi ini.



SARAN

Kami sangat menyadari,makalah ini jauh dari kesempurnaan serta terdapat banyak kesalahan-kesalahan.Sehingga kami memohon maaf yang sebesar-besarnya serta sangat mengharapkan sumbang saran serta kritikan dari berbagai pihak,sehingga pembuatan makalah berikutnya dapat lebih baik yang semuanya itu merujuk kearah pengembangan ilmu pengetahuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar